Sejarah Pergerakan Kebangsaan Singapura

Gambar Peta Negara Singapura @Sekilas Profil
Latar Belakang
Setelah Perang Dunia II berakhir, Singapura telah kembali lagi kepada kerajaan Inggris. Mulai dari September 1945 sampai bulan Maret 1946 Singapura berada di bawah kekuasaan militer Inggris. Dan Negara-negara The Strait Settlements yang di bentuk oleh Inggris akhirnya dibubarkan dan Singapura berada dibawah Kolonial Inggris. Sejarah politik juga tidak akan lengkap tanpa perspektif sejarah PAP, DAP dan Kemerdekaan Singapura.

Pada bagian pertama, untuk membawa beberapa sejarah yang dan menjelaskan mengapa PAP ada sampai PAP yang kita kenal sekarang. Singapura lebih muda, mungkin saya tidak banyak tahu tentang wawasan berdirinya PAP dan pemimpin sejati. Tapi mudah-mudahan, dalam memahami masa lalu, kita dapat memperoleh pengalaman untuk mempersiapkan diri di masa depan.

Ini bagian pertama akan memberikan beberapa tampilan menarik (mudah-mudahan) ke dalam sejarah PAP 1955-1965. Hal ini juga akan berfungsi sebagai starter untuk 6 pemimpin Singapura, Dr Toh Chin Chye, Dr Goh Keng Swee, Lim Chin Siong, Devan Nair, S Rajaratnam dan Lim Kim San.

• Forum Malaya
Asal-usul PAP dapat ditelusuri ke Forum Malaya dimulai oleh Dr Goh Keng Swee. Forum ini terdiri dari sekelompok mahasiswa yang bertemu di Malaya Hall, Bryanston Square, London. Para mahasiswa berkumpul dari kiri dan kanan dalam perjuangan untuk kemerdekaan Malaya dan Singapura. Dalam kelahiran Malaka, Goh Keng Swee yang berada di London School of Economics adalah ketua pertama. Ia digantikan oleh Toh Chin Chye, yang sedang membaca untuk doktor dalam Fisiologi. Anggota lain termasuk John Eber, Lim Khean Chye, Tun Razak, Gazalie Shafie dan Mohammad Sopiee, beberapa dari mereka menjadi menonjol dalam kemerdekaan Malaya. Namun, keanggotaan tidak pernah melebihi 50. Mereka menganggap diri mereka sebagai sosialisme, sebuah istilah yang banyak bingung dengan Komunisme, yang dimaksudkan untuk "kemaslahatan umat" menurut Dr Toh Chin Chye.

Beberapa dari mereka, dengan semangat kemerdekaan mengambil penyebab politik dan kembali ke Singapura pada tahun 1953. Kemudian, Dr Goh, Kenny Byrne dan Dr Toh membentuk Dewan Aksi Bersama dengan Lee Kuan Yew sebagai penasihat hukum. Itu merupakan bagaimana awal Lee Kuan Yew terlibat dalam politik serikat. Selama itu, Lee Kuan Yew juga penasehat hukum untuk Samad Ismail (editor Utusan Melayu dan mantan tahanan), Lim Chin Siong dan Devan Nair. Para lulusan yang baru kembali dari Cambridge dan London berkumpul dua minggu di tempat bungalow Lee Kuan Yew Straits-Style di Oxley Road.

• Rakyat Baru Partai Aksi
Pada tahun-tahun pertama, perekrutan di kalangan mereka yang berbahasa Inggris tidak berjalan dengan baik. Dr Goh Keng Swee memperkenalkan mitra catur, Dr Lee Siew Choh (kemudian bergabung Barisan socialis) dan Dr Toh membawa Yong Nyuk Lin, yang menikmati karir yang menjanjikan dalam Jaminan Luar Negeri. Hanya segelintir menanggapi Sosialisme Demokrat PAP, dilihat sebagai berbahaya Sayap Kiri. Oleh karena itu jatuh ke Lim Chin Siong dan rekan serikat pekerja: Fong Swee Suan, Devan Nair, James Puthucheary dan Samad Ismail untuk membawa massa: serikat-serikat buruh, para pekerja dan asosiasi sekolah Cina.

Lim Chin Siong memang luar biasa, dia berdemonstrasi di Hokkien dan Mandarin. Demonstrasinya dihadiri sekitar 40.000 orang, yang mana masing-masing terpesona oleh pidato Lin Chin Siong. "Orang Inggris mengatakan Anda tidak bisa berdiri di atas kaki sendiri,"mengejeknya. "Tunjukkan pada mereka! Tunjukkan pada mereka bagaimana anda bisa berdiri ", lalu 40.000 orang melompat ke atas dan menyambut semangat dengan keringat, tinju di udara, berteriak"! Merdeka!.

"Anda harus mengerti," kata Devan Nair", suasana hati orang-orang pada waktu itu sangat pahit karena sangat anti kolonialisme serta pengangguran besar-besaran. Dan bagi rakyat komunis adalah pahlawan. Lim Chin Siong memiliki tanah. Dimana massa yang bersangkutan, pemimpin serikat buruh dan Cina Komunis adalah pemimpin satunya”.

Lim pasti punya rasa hormat dari Lee Kuan Yew. David Marshall berkata, "Chin Siong diperkenalkan kepada saya oleh Lee Kuan Yew. Kuan Yew datang untuk mengunjungi saya di kantor kecil di bawah tangga dan berkata, "Bertemu Perdana Menteri masa depan Singapura!" Lim Chin Siong dan aku tertawa. Lee Kuan Yew berkata,"Jangan tertawa!" Dia adalah orator Cina terbaik di Singapura dan dia akan menjadi Menteri berikutnya Perdana kami!".

• Berdirinya Negara Federasi Malaysia
Ide mengenai penggabungan wilayah-wilayah kolonial Inggris yang ada di Asia Tenggara dengan nama Negara Persekutuan Tanah Melayu (NPTM) mendapat kejelasan dari Perdana Menteri (PM) Negara Persekutuan Tanah Melayu (NPTM), Tunku Abdul Rahman mengungkapkan gagasan mengenai pembentukan Negara Federasi Malaysia meliputi Negara Persekutuan Tanah Melayu (Singapura, Sarawak, Brunei dan Sabah) pada tanggal 27 Mei 1961 di depan Foreign Correspondent Association di Singapura. Lima bulan kemudian, pada tanggal 13 Oktober 1961 diadakan pertemuan antara Tunku Abdul Rahman dengan Perdana Menteri Inggris Harold MacMillan di London, Inggris. Hasil dari pertemuan penting tersebuat adalah pembentukan panitian penyelidik yang akan mengumpulkan data-data pendapat rakyat mengenai pembentukan Negara Malaysia. Sebagai tindak lanjut, bulan Januari 1962 dibentuk panitia penyelidik yang dinamakann Fact Finding Commision (FFC) yang diketuai Lord Cobbald.

Setelah mengadakan dengar pendapat dari tanggal 19 Februari sampai 17 April 1962, Komisi Cobbald mengeluarkan laporan yang dimuat dalam Report of The Commision of Inquiry, North Bronco and Sarawak. Hasilnya mengungkapkan dua pertiga masyarakat yang diwawancarai menyetujui penggabungan. Pada tanggal 18-31 Juli 1962 di London diadakan pertemuan lagi antara perwakilan Negara Persekutuan Tanah Melayu (NPTM) dengan Inggris yang hasilnya menyetujuan rekomendasi Komisi Cobbald dan merancanakan 31 Agustus 1963 sebagai hari kelahiran Federasi Malaysia.

Namun karena dua pertiga rakyat yang hanya menyetujui Negara Federasi Malaysia, menyebabkan timbul pemberontakan dari beberapa golongan yang tidak menyetujuin pembentukan negara tersebut. Pada tanggal 8 Desember 1962, muncul gerakan yang menolak gagasan pembentukan Negara Malaysia di Brunei. Pemberontakan tersebut dikenal dengan Partai Rakyat Brunei (PRB) yang merupakan partai terbesar di Brunei. Pemberontakan dari PRB yang dipimpin Syekh A.M. Azahari sempat memproklamirkan berdirinya Negara Nasional Kalimantan Utara (NNKU) dan membentuk Tentara Nasional Kalimantan Utara (TNKU), daerah ini meliputi Sarawak, Sabah dan Brunei. Di daerah lain seperti dari Negara Persekutuan Tanah Melayu (NPTM), Singapura dan Sarawak terdapat partai-partai politik yang tidak setuju dengan pembentukan Negara Malaysia. Beberapa partai politik yang tidak menyetujuin pembentukan tersebut seperti partai Labour Party, Partai Rakyat dan Socialis Front dari Negara Persekutuan Tanah Melayu (NPTM), Congres Singapura, Parati Rakyat Singapura dan Labour Party dari Singapura, Sarawak United People Party (SUPP) dari Sarawak.

Karena adanya perbedaan itu sehingga terjadi tarik menarik kepentingan dan perbedaan sikap antara pihak yang pro dan kontra terhadap pembentukan Negara Malaysia akan menyebabkan konflik yang berkepanjangan yang melibatkan dunia Internasinal. Negara Persekutuan Tanah Melayu (NPTM) yang kemudian membentuk Fedrasi Malaysia yang didukung oleh Inggris dan negara-negara sekutunya berhadapan dengan gerakan Azahari dari Partai Rakyat Brunei (PBR) dari Brunei dan SUPP (Sarawak United People Sarawak) dari Sarawak yang didukung oleh Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Philipina.

Karena adanya perbedaan tersebut sehingga di buat pertemuan dari wakil-wakil dari Malaysia, Indonesia dan Philipina mengenai masalah Malaysia yaitu pada tanggal 10 Juni 1963. Pertemuan tersebut menghasilkan Maphilindo sebagai alternatif soluisi bagi masalah Malaysia. Pada pertemuan tingkat tinggi pada 30 Juli dn 15 Agustus 1963 antara Presiden Indonesia Soekarno, Presiden Philipina Diosdado Macapagal dan Perdana Menteri PTM Tunku Abdul Rahman mendukung Maphilindo dan meminta PBB menyelenggarakan jajak pendapat di Sabah dan Sarawak guna memastikan rakyat kedua wilayah tersebut menyetujui untuk bergabung dalam Federasi Malaysia atau tidak. Keputusan dari KTT di Manila tersebut menghasilkan Manila Accord 30 Juli 1963. Namun jajak pendapat tersebut tidak dilakukan di Brunei, sebab wilayah tersebut sudah memutuskan untuk tidak bergabung dengan Negara Federasi Malaysia.

Menanggapi Manila Accord, Sekretaris Jenderal PBB, U Thant membentuk Misi Michelmore. Misi tersebut tiba di Kalimantan pada tanggal 15 Agustus 1963 dan melaksanakan programnya tanggal 26 Agustus 1963. Dalam jajak pendapat anggota misi berbicara dengan pemimpin-pemimpin kelompok agama, etnis dan buruh, pejabat pemerintahan, pemimpin politik, serta kepala suku di Sabah dan Sarawak. Hasilnya misi PBB tersebut menemukan bahwa mayoritas rakyat yang diwawancarai memilih untuk menggabungkan kedua wilayah mereka dengan Malaka dan Singapura dalam Federasi Malaysia.

• Konflik Dalam Negara Federasi Malaysia
Secara geografis, penggabungan Singapura dengan Negara Federasi Malaysia karena letak Singapura yang sangat strategis untuk sebuah pelabuhan yang maju. Tetapi penggabungan yang dilakukan banyak menuai kontra dari berbagai kalangan yang ada di Malaysia maupun Singapura sendiri, mengingat Singapura merupakan wilayah dengan mayoritas etnis Cina. Orang Melayu sangat khawatir akan tergeser oleh orang Cina, sementara itu isu komunis merupakan isu yang masih hangat di kawasan Asia Tenggara.


Penulis: 
Mhd. Saifullah
Editor:

Sejarah Singkat Berdirinya Google

Logo Google. @Doc. Google
Google yang kini begitu meraksasa, perusahaan dengan aset miliaran dolar, dimulai dengan awal sederhana. Banyak kisah yang sebenarnya jarang diceritakan soal berdirinya perusahaan yang digawangi Larry Page dan Sergey Brin itu.

Berdasarkan sumber detikINET dari Slate, Google terlahir di 4 September 1998, dua tahun setelah idenya muncul di kepala Larry Page. Dia langsung mengangkat diri sendiri menjadi CEO Google, sedangkan teman karibnya Sergey Brin disebut sebagai rekan pendiri Google atau istilahnya dalam bahasa Inggris co founder.

Status co founder itu biasanya terlupakan oleh sejarah. Sebut saja Facebook, orang pasti jauh lebih mengenal Mark Zuckerberg ketimbang beberapa pendiri lainnya. Tapi lain ceritanya dengan Sergey Brin.

Page dan Brin bertemu kala sama-sama kuliah di Stanford University. Brin karakternya terbuka dan bersemangat. Sehingga bagi Google, Brin menjadi pelengkap Page yang lebih introvert. Brin-lah yang menjalin relasi antara Google dengan perusahaan lain.

Seperti disebut di atas, Google memang ide awalnya berasal dari Page yang dibantu kemudian oleh Brin. Mereka berhasil memperoleh pendanaan senilai USD 1 juta dari dari teman dan keluarga yang percaya bahwa Google akan sukses. Google pun didirikan, kantor awalnya di sebuah garasi.

Februari 1999, startup itu tumbuh pesat. Page pun memindahkan kantornya dari garasi di sebuah kantor baru di Palo Alto, California. Tujuh bulan kemudian, mereka pindah kantor lagi ke Mountain View seiring pertumbuhan bisnis Google.

Page dan Brin pun mulai mencari investor baru. Namun Page punya persyaratan, dia dan Brin akan mempertahankan sebagian besar voting stock serta tetap mengontrol penuh Google. Investor setuju, tapi mereka juga punya persyaratan, Page harus turun dari posisi CEO. Dia dianggap belum berpengalaman.

Dengan berat hati, Page setuju dan investasi besar pun berdatangan ke Google. Sejatinya, Page punya sifat suka mengendalikan. Sejak zaman kuliah, teman-temannya mengatakan dia paranoid dan suka mengontrol, dia harus memastikan semuanya dikerjakan dengan tepat dan benar.

Page pun merasa sulit harus melepas posisi CEO karena ia merasa mampu memimpin Google dengan bantuan Brin. Tapi akhirnya Page sadar Google butuh CEO yang sudah berpengalaman dan berstatus kelas dunia, agar terus berkembang. Mereka pun mulai mencari kandidat. Akhirnya yang terpilih adalah Eric Schmidt, mantan CEO Novell.

Schmidt menjadi chairman Google di Maret 2001 dan menjabat CEO bulan Agustus. Rupanya keputusan itu sangat tepat. Schmidt berhasil memimpin Google menjadi perusaahana yang jauh lebih besar dan akhirnya melantai di bursa saham pada Agustus 2004. Jadilah Page dan Brin milarder. Sampai sekarang, mereka berdua masuk jajaran orang terkaya dunia.

Tahun 2011, Schmidt sudah merasa cukup memimpin Google. Larry Page dipandang pantas mengomandoi perusahaannya lagi dan ia pun menjadi CEO kembali. Sedangkan Schmidt menjadi chairman Google.

Kemudian pada tahun 2015, Page dan Brin memutuskan membentuk perusahaan induk Google yang dinamakan sebagai Alphabet. Page menjadi CEO, Brin didapuk jadi Presiden dan Schmidt menjadi Executive Chairman.

Google sendiri dipimpin CEO keturunan India, Sundar Pichai. Alphabet membawahi Google dan perusahaan-perusahaan lainnya seperti perusahaan mobil otonom Waymo.

Pada paruh pertama 1999, popularitas Google melesat. Situasi ini membuat Google membutuhkan pendanaan baru untuk berinvestasi di server maupun sumber daya manusia. Meskipun pada saat itu, Google belum menghasilkan uang.


Sumber:
Editor:

Biografi Soekarno

Presiden Ir. Soekarno sedang berpidato di ribuan massa yang hadir. Doc. @Bintang.com
Profil atau Biografi Presiden Soekarno sang Proklamator. Mungkin sampai sekarang beliau adalah tokoh yang paling banyak dikagumi orang di Indonesia. Banyak orang yang mencari mengenai perjalanan hidup, profil atau biografi singkat mengenai Soekarno. Dikenal sebagai Presiden pertama Republik Indonesia sekaligus pencetus Pancasila, beliau lebih akrab di panggil Bung Karno ini berasal dari Blitar, dia merupakan pahlawan Proklamasi bersama dengan Mohammad Hatta.

Presiden Soekarno sangat disegani oleh para pemimpin negara-negara di dunia pada waktu itu. Soekarno dilahirkan di Surabaya tepatnya pada tanggal 6 Juni 1901 dengan nama asli bernama Koesno Sosrodihardjo, karena sering sakit yang mungkin disebabkan karena namanya tidak sesuai maka ia kemudian berganti nama menjadi Soekarno.

Kehidupan Presiden Soekarno
Ayah beliau bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibu bernama Ida Ayu Nyoman Rai. Orang tuanya bertemu di Bali ketika ayahnya menjadi guru di Bali dan ibunya merupakan bangsawan di Bali. Soekarno diketahui memiliki saudara atau kakak kandung perempuan bernama Sukarmini.

Mengenai kisah hidup Presiden Soekarno, semasa kecilnya ia tidak tinggal bersama dengan orang tuanya yang berada di Blitar. Ia tinggal bersama kakeknya yang bernama Raden Hardjokromo di Tulung Agung, Jawa Timur, Soekarno bahkan sempat bersekolah disana walaupun tidak sampai selesai ikut bersama dengan orang tuanya pindahh ke Mojokerto.

Di Mojokerto, Soekarno kemudian di sekolahkan di Eerste Inlandse School dimana ayahnya juga bekerja disitu sebagai guru. Namun ia dipindahkan tahun 1911 ke ELS (Europeesche Lagere School) yang setingkat sekolah dasar untuk dipersiapkan masuk di HBS (Hogere Burger School) di Surabaya. Setelah tamat dan bersekolah di HBS tahun 1915, Soekarno kemudian tinggal di rumah Haji Oemar Said Tjokroaminoto atau H.O.S Cokroaminoto yang merupakan kawan dari ayah Soekarno.

Soekarno, Kartosuwiryo dan Muso
H.O.S Cokroaminoto dikenal sebagai pendiri dari Serikat Islam (SI). Di rumah Cokroaminoto lah Soekarno berkenalan dengan para pemimpin Sarekat Islam (SI) seperti Haji Agus Salim dan Abdul Muis. Soekarno juga akrab dengan Muso, Alimin, Darsono dan Semaun yang kelak dikenal sebagai tokoh berhaluan kiri dan juga Kartosuwiryo yang kelak mendirikan Darul Islam dan memimpin pemberontakan melawan Soekarno.

Mereka bersama-sama tinggal di rumah H.O.S Cokroaminoto untuk menimba ilmu dan belajar berorganisasi melalui Sarekat Islam (SI). Disini jiwa nasionalismenya akan bangsa Indonesia menjadi sangat besar. Soekarno juga sempat ikut dalam organisasi pemuda tahun 1918 yang bernama Tri Koro Darmo yang kemudian berubah nama menjadi Jong Java. Soekarno bahkan aktif sebagai penulis di koran harian bernama Oetoesan Hindia yang dikelola oleh Cokroaminoto.

Di rumah Cokroaminoto, Soekarno muda mulai belajar berpolitik dan juga belajar berpidato meskipun cenderung ia lakukan sendiri di depan cermin di kamarnya. Di sekolahnya yaitu Hoogere Burger School atau HBS, Soekarno mendapat banyak ilmu pengetahuan

Pada tahun 1921 setelah lulus dari Hoogere Burger School atau HBS, Soekarno muda kemudian pindah ke Bandung dan tinggal dirumah Haji Sanusi, disini Soekarno kemudian akrab dengan Douwes Dekker, Tjiptomangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantara.

Soekarno kemudian masuk ke Technische Hoogeschool (THS) jurusan teknik sipil. Technische Hoogeschool (THS) kelak berubah menjadi ITB (Institut Teknologi Bandung) seperti sekarang. Di tahun yang sama yakni 1921, Soekarno menikah dengan Siti Oetari anak sulung dari H.O.S Cokroaminoto. Soekarno sempat berhenti kuliah setelah dua bulan masuk di THS namun di tahun 1922 ia mendaftar lagi dan kemudian mulai kuliah dan kemudian lulus pada tanggal 25 Mei 1926 dengan gelar Ir (Insinyur).

Tamat dari THS, Soekarno mendirikan Biro Insinyur tahun 1926 bersama Ir. Anwari yang mengerjakan desain dan rancang bangunan. Ia juga bekerja sama dengan Ir. Rooseno merancang dan membangun rumah.
Selama di Bandung, Soekarno mendirikan Algemeene Studie Club (ASC) yang kemudian menjadi cikal bakal dari Partai Nasional Indonesia yang berdiri pada tanggal 4 Juli 1927. Disini Soekarno kemudian mulai mengamalkan ajaran Marhaenisme. Tujuan dari pembentukan partai Nasional Indonesia adalah agar bangsa Indonesia bisa merdeka dan terlepas dari Jajahan Belanda.

Soekarno Dipenjara Oleh Pemerintah Kolonial
Dari keberanian Soekarno ini kemudian pemerintah kolonial Belanda menangkapnya di Yogyakarta dan memasukkannya ke penjara Banceuy di Bandung. Kemudian tahun 1930, Soekarno dipindahkan ke penjara Suka Miskin. Dalam penjara ini kebutuhan hidupnya semua berasal dari istrinya yang setia menemaninya yaitu Inggit Ganarsih yang menikah dengan Soekarno pada tahun 1923 yang sebelumnya Soekarno telah menceraikan Siti Oetari secara baik-baik pada saat masih di Bandung.

Inggit yang juga dibantu oleh kakak Soekarno bernama Sukarmini sering membawakan makanan kepada Soekarno di penjara Suka Miskin, hal itulah yang kemudian membuat pengawasan di penjara Suka Miskin makin diperketat.

Menurut Biografi Presiden Soekarno dari beberapa sumber, ia dikenal belanda sebagai seorang tahanan yang mampu menghasut orang lain agar berpikir untuk merdeka sehingga ia kemudian dianggap cukup berbahaya.

Beliau kemudian diisolasi dengan tahanan elit tujuannya agar tidak bisa mendapatkan informasi yang berasal dari luar penjara. Tahanan elit ini sebagian besar merupakan warga Belanda yang mempunyai kasus seperti penggelapan, korupsi dan juga penyelewengan, inilah yang menjadi tujuan Belanda agar topik pembicaraan mengenai bagaimana caranya untuk memerdekakan Indonesia tidak sesuai karena rata-rata tahanan elit yang bersama Soekarno adalah orang Belanda.

Topik yang biasa ia dengar sama sekali tidak penting seperti soal makanan dalam penjara dan juga cuaca. Selama berbulan-bulan di Suka Miskin menngakibatkan Soekarno putus komunikasi dengan teman-teman seperjuangannya, namun itu bukanlah hal yang sulit baginya untuk mendapatkan informasi dari luar. 

Akhirnya Soekarno menemukan ide baru, dimana ia menggunakan telur sebagai media untuk berkomunikasi dengan istrinya. Jika teman Soekarno mengalami musibah atau mendapat kabar buruk maka telur yang dibawa oleh istrinya adalah telur asin, itupun beliau hanya dapat menduga-duga sebab ia tidak tahu secara pasti apa yang terjadi diluar sana. Untuk berbicara dengan Inggit, Soekarno diawasi secara ketat dan juga barang bawaan yang dibawa oleh inggit dari luar penjara selalu diperiksa secara teliti.

Kemudian Soekarno dan inggit akhirnya menemukan cara yang dianggapnya paling mudah dalam berkomunikasi agar tidak diketahui oleh Belanda yakni dengan media yang sama sebelumnya yaitu Telur dimana cara yang digunakan sedikit berbeda yaitu dengan menusuk jarum ke telur.

Jika satu tusukan pada telur berarti kabar baik, jika tusukan sebanyak dua kali pada telur artinya seorang teman Soekarno tertangkap namun jika terdapat tiga tusukan berarti aktivis kemerdekaan yang ditangkap cukup besar.
Selama berada dipenjara, orang tuanya tidak pernah sekalipun mengunjungi Soekarno alasannya adalah orang tua Soekarno tidak sanggup melihat Soekarno dipenjara, Ia kurus dan hitam selama berada di penjara karena itulah yang menurut ibu Wardoyo sehingga orang tua soekarno tidak mau menjenguk Soekarno.

Agar orang tuanya tidak panik Soekarno sering beralasan bahwa ia sering bekerja dibawah teriknya sinar matahari sehingga kulit-kulitnya menghitam selain itu dalam penjara ia ingin memanaskan tulang-tulangnya karena dalam penjara, ruangannya sangat gelap, lembab dan juga dingin karena sinar matahari tidak ada.

Soekarno dan Pembelaan "Indonesia Menggugat"
Kasusnya disidangkan oleh Belanda melalui pengadilan Landraad di Bandung, ketika sudah delapan bulan berlalu yaitu pada tanggal 18 Desember 1930. Soekarno dalam pembelaanya membuat judul bernama "Indonesia Menggugat" yang terkenal. Dimana ia mengungkapkan bahwa bangsa Belanda sebagai bangsa yang serakah yang telah menindas dan merampas kemerdekaan Bangsa Indonesia.

Dari pembelaannya itu kemudian sehingga membuat Belanda semakin marah sehingga PNI bentukan Soekarno dibubarkan pada bulan Juli 1930. Setelah keluar dari penjara bulan desember 1931, Soekarno kemudian bergabung dengan Partindo tahun 1932 karena ia sudah tidak memiliki partai lagi dan ia kemudian didaulat sebagai pemimpin Partindo namun ia kembali ditangkap oleh Belanda dan kemudian diasingkan ke Flores.

Dibuang ke Bengkulu dan Bertemu dengan Mohammad Hatta dan Fatmawati
Tahun 1938, ia kemudian dibuang ke Bengkulu, disini Soekarno bertemu dengan Mohammad Hatta yang akan menjadi teman seperjuangannya yang kemudian keduanya akan memproklamasikan Kemerdekaan bangsa Indonesia. Di Bengkulu juga Soekarno kemudian berkenalan dengan Fatmawati yang kelak menjadi istri Soekarno dan ibu negara pertama. Fatmawati merupakan putri dari Hassan Din yang mengajak Soekarno untuk mengajar di Sekolah Muhammadiyah di Bengkulu.

Tahun 1942, kekuasaan Belanda di Indonesia berakhir setelah Jepang masuk menyerbu Indonesia. Soekarno yang sempat akan dipindahkan oleh Belanda ke Australia namun gagal setelah dicegat oleh Jepang. Soekarno kemudian kembali ke Jakarta. Jepang kemudian memanfaatkan Soekarno berserta pemimpin Indonesia lainnya untuk menarik hati penduduk Indonesia.

Soekarno dan Jalan Berliku Menuju Kemerdekaan Indonesia
Jepang bahkan menunjuk Soekarno untuk memimpin tim persiapan kemerdekaan bangsa Indonesia yaitu BPUPKI dan PPKI setelah berjanji memberikan kemerdekaan bagi Indonesia. Soekarno bahkan sempat terbang ke Jepang untuk bertemu dengan Kaisar Hirohito.

Soekarno terus menerus melakukan pendekatan dan kerjasama dengan Jepang dengan tujuan agar Indonesia segera diberi kemerdekaan. Segala persiapan untuk kemerdekaan Indonesia dilakukan oleh Soekarno seperti merumuskan Pancasila dan UUD 45 sebagai ideologi dan dasar negara serta perumusan teks proklamasi kemerdekaan bersama Mohammad Hatta dan Ahmad Soebardjo.

Sebelum mengumumkan kemerdekaan Indonesia pada bulan agustus 1945, Soekarno bersama Mohammad Hatta bersama pemimpin Indonesia yang lainnya terbang ke Dalat, Vietnam untuk menemui pimpinan tertinggi kekaisaran Jepang di Asia Tenggara yaitu Marsekal Terauchi. Menjelang proklamasi kemerdekaan, terdapat perbedaan pandangan antara golongan tua dan golongan tua.

Terjadinya Peristiwa Rengasdengklok
Golongan Tua menghendaki agar kemerdekaan Indonesia dipersiapkan secara matang dan golongan muda menghendaki agar kemerdekaan Indonesia diproklamasikan secepatnya. Hal inilah yang kemudian membuat golongan muda melakukan penculikan terhadap Soekarno dan Mohammad Hatta pada tanggal 16 agustus 1945 dan membawa mereka ke daerah Rengasdengklok dengan tujuan agar segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia dan menjauhkannya dari pengaruh Jepang. Peristiwa penculikan ini kemudian dikenal dengan nama Peristiwa Rengasdengklok.

Mengetahui Soekarno dan Mohammad Hatta dibawa ke Rengasdengklok membuat Ahmad Soebardjo kemudian menjemput Soekarno dan Mohammad Hatta. Sutan Syahrir yang dikenal sering berseberangan pendapat dengan Soekarno marah mendengar para golongan muda menculik Soekarno dan Hatta dan menyuruh mereka membwanya kembali ke Jakarta.

Tiba di Jakarta, Soekarno dan Muhammad Hatta beserta pemimpin lainnya bertemu dengan Laksamana Maeda di rumahnya di Jl. Imam Bonjol. Laksamana Maeda kemudian menjamin keselamatan Soekarno dan para pemimpin lain dan mempersilahkan Soerkarno dan Muhammad untuk merumuskan teks proklamasi kemerdekaan. Bersama dengan Ahmad Soebardjo mereka bertiga merumuskan teks proklamasi kemerdekaan yang kemudian diketik ulang oleh Sayuti Melik.

Memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia dan Menjadi Presiden Pertama Indonesia
Pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno dan Juga Moh Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Jepang dimana pada tanggal tersebut juga diperingati sebagai Hari kemerdekaan bangsa Indonesia dimana pancasila kemudian dibentuk oleh Soekarno sebagai dasar dari negara Indonesia.

Proklamasi kemerdekaan inilah yang kemudian membawa Ir. Soekarno bersama dengan Mohammad Hatta diangkat sebagai Presiden dan Wakil Presiden Pertama Republik Indonesia dalam sejarah bangsa Indonesia. Diluar sosoknya sebagai Bapak bangsa Indonesia, tidak banyak yang tahu jika Soekarno pernah menikah sebanyak sembilan kali, kharisma yang luar biasa dimiliki oleh Soekarno melalui penuturan orang-orang yang dekat dengannya, itulah mengapa wanita-wanita cantik dapat dengan mudah terpikat dengannya dan dijadikan isterinya. Beliau tertarik dengan wanita yang sederhana dan juga berpakaian sopan.

Istrinya yaitu Fatmawati pernah bertanya pada presiden Soekarno mengenai wanita yang berpenampilan seksi namun beliau menjawab bahwa wanita dengan penampilan yang sopan dan sederhana dan juga tampil apa adanya lebih menarik untuk disukai sebab kecantikan seorang wanita terlihat dari keaslian atau kesederhanaannya.

Soekarno tak menyukai wanita yang berpenampilan seksi seperti memakai rok pendek yang ketat dan memakai lipstik seperti orang yang modern pada umumnya, percaya atau tidak artis Amerika Marylin Monroe sangat menyukai kharisma dari seorang Presiden Soekarno.

Wanita idaman Soekarno yaitu wanita yang setia, konservatif dan juga bisa menjaganya. Beliau sangat senang ketika wanita itu bisa melayaninya dan menjaganya, Pandangannya tentang wanita-wanita Amerika yang menyuruh suaminya mencuci piring membuat fatmawati menjadi terkesima dan juga terpesona akan kesederhanaan dari seorang Soekarno sehingga fatmawati rela menemaninya hingga akhir hayatnya.

Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohd. Hatta bersama dengan anggota kabinet pada masa pemerintahannya. Doc. @nrmnews.com
Indonesia Selama Pemerintahan Presiden Soekarno
Selama pemerintahan Presiden Soekarno, Indonesia sebagai negara baru ketika itu bertahan dari berbagai permasalahan yang kerap menggoyahkan stabilitas negara Indonesia. Pertama kali dengan agresi militer yang dilakukan oleh Belanda yang kembali menjajah Indonesia setelah Jepang menyerah. Kemudian muncul pemberontakan PKI yang dipimpin oleh Muso (kawan lama Soekarno) dan Amir Syarifudin, Pemberontakan Permesta, Pemberontakan Republik Maluku, Pemberontakan APRA oleh Westeling, dan pemberontakan Darul Islam atau DI/TII oleh Kartosuwiryo yang merupakan kawannya sendiri ketika Soekarno masih muda.

Meskipun banyak dilanda masalah pada awal-awal lahirnya negara, dibawah pemerintahan Soekarno, Indonesia mulai terkenal di mata Internasinal. Banyak pemimpin dunia seperti John F. Kennedy yang merupakan presiden Amerika ketika itu dan Fidel Castro yaitu presiden Kuba dan pemimpin negara lain menaruh hormat pada Presiden Soekarno.

Indonesia ketika itu dikenal sebagai negara non blok, dan sempat berhubungan erat dengan Rusia dan ditandai dengan pembelian senjata untuk pertahanan secara besar-besaran dari Rusia dan juga untuk melawan Belanda ketika sedang melakukan upaya pembebasan Irian Barat. Selain itu Indonesia melalui presiden Soekarno membentuk poros Jakarta-Beijing-Moskow yang membuat konfrontasi dengan blok barat semakin tinggi.

Hal ini juga membuat Indonesia semakin berhaluan kiri ditandai dengan semakin berkembangnya komunis ketika itu dimana muncul istilah 'NASAKOM' yang dicetuskan oleh Presiden Soekarno.

Indonesia bahkan sempat berganti sistem pemerintahan dari sistem parlementer menjadi presidensil dari tahun 1945 hingga 1960an. Dan pada tahun 1960an pergolakan politik yang amat hebat terjadi di Indonesia, penyebab utamanya adalah adanya pemberontakan besar oleh PKI (Partai Komunis Indonesia) yang dikenal dengan sebutan G30-S/PKI dimana dari peristiwa ini kemudian membuat akhir cerita dari pemerintahan Presiden Soekarno dan juga orde lama berakhir.

Hal ini ditandai dengan adanya "Supersemar" atau Surat Perintah Sebelas Maret di tahun 1966 yang terkenal dan masih menjadi kontroversi sejarah sebab naskah aslinya tidak diketahui keberadaannya sampai sekarang. Supersemar dikeluarkan oleh Presiden Soekarno dan berisi himbauan dari Presiden Soekarno ke Soeharto agar bisa mengendalikan Keamanan dan juga ketertiban negara yang ketika itu sedang kacau dan juga berisi mandat pemindahan kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto yang kelak menjadikan Soeharto sebagai Presiden yang baru bagi bangsa Indonesia.

Akhir Jabatan Sebagai Presiden
Setelah jabatannya sebagai Presiden berakhir ditandai dengan diangkatnya Soeharto sebagai Presiden, Ir Soekarno kemudian banyak menghabiskan waktunya di istana Bogor, lama-kelamaan kesehatannya terus menerus menurun sehingga ia mendapat perawatan oleh tim dokter kepresidenan hingga tepatnya pada tanggal 21 Juni 1970 Presiden Soekarno atau Bung Karno menghembuskan nafas terakhirnya di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.

Kepergian sang Proklamator sekaligus Bapak Bangsa Indonesia ke pangkuan Yang Maha Kuasa menyisakan luka yang dalam bagi rakyat Indonesia pada waktu itu. Jenazah dari bung Karno kemudian dibawa di Wisma Yaso, Jakarta setelah itu jenazahnya kemudian dibawa ke Blitar, Jawa Timur untuk dikebumikan dekat dengan makam ibunya Ida Ayu Nyoman Rai.

Gelar "Pahlawan Proklamasi" diberikan oleh pemerintah karena jasa-jasanya kepada bangsa Indonesia. Kisah perjuangan Bung Karno kemudian diangkat ke dalam layar lebar yang berjudul "Soekarno : Indonesia Merdeka" yang digarap oleh sutradara terkenal Hanung Bramantio dimana Ario Bayu berperan sebagai Tokoh Soekarno, Inggit yang diperankan oleh Maudy Koesnaedi dan Fatmawati yang diperankan oleh Tika Bravani.
Soekarno sedang berbincang dengan Soeharto. @Fenomena Alam Semesta
Isu Bahwa Kematian Soekarno  Karena Dibunuh Secara Perlahan
Banyak yang berpendapat dan yakin bahwa Presiden Soekarno dibunuh secara perlahan-lahan dimana presiden Soeharto secara ketat mengawasi dan mengatur pengobatan Ir Soekarno ketika ia sakit. Di Wisma Yaso di Jln gatot Subroto ia ditahan sehingga ketika sakit ia tidak bisa kemana-mana sehingga penahanan inilah yang kemudian membuat ia menderita lahir dan batin, keluarganya pun tidak diperbolehkan secara bebas untuk menjenguk Soekarno.

Ketika sakit, banyak resep obat yang tidak dapat ditukar dengan obat dimana resep itu diberikan oleh dr. Mahar Mardjono yang memimpin tim dokter ketika itu. Sehingga banyak tumpukan resep ketika itu di meja penahanan Ir. Soekarno. resep tersebut dibiarkan saja dan tidak pernah ditukarkan dengan obat.

Banyak yang mengatakan penguasa yang baru memang sengaja membiarkan soekarno sakit dan makin parah sehingga mempercepat kematiannya. Alat-alat kesehatan yang berasal dari Cina untuk menyembuhkan Soekarno ditolak oleh Presiden Soeharto ketika itu. Rachmawati Soekarnoputri menuturkan bahkan sekedar menebus obat sakit gigi pun  harus seizin presiden Soeharto.

Daftar istri Presiden Ir. Soekarno 
1. Oetari;
2. Inggit Garnasih, memiliki anak dari Soekarno bernama Ratna Juami (anak angkat) dan Kartika (anak angkat);
3. Fatmawati, Dari Fatmawati kemudian Ir. Soekarno memiliki anak bernama Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri dan Guruh Soekarnoputra;
4. Hartini, Dari Hartini Ir. Sokarno kemudian memiliki anak bernama Taufan Soekarnoputra dan Bayu Soekarnoputra;
5. Kartini Manoppo , Ir. Soekarno memiliki anak bernama Totok Suryawan Soekarnoputra;
6. Ratna Sari Dewi, Ir Soekarno memiliki anak bernma Karina Kartika Sari Dewi Soekarno;
7. Haryati, Ir. Soekarno memiliki anak bernama Ayu Gembirowati;
8. Yurike Sanger;
9. Heldy Djafar.


Sumber:
Editor:

Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI)

Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Pusat. Doc. @ANRI
Lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) merupakan salah satu lembaga pemerintah non departemen yang bergerak di bidang kearsipan nasional. Sebelum disahkan melalui Undang-Undang No.7 Tahun 1971 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kearsipan, Lembaga ANRI dikenal dengan nama Arsip Nasional.

Visi dan Misi ANRI
Lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia memiliki visi dan misi dalam dunia kearsipan. Adapun visi dan misi dari Lembaga ANRI adalah sebagai berikut:

Visi dari Lembaga ANRI yaitu menjadikan arsip sebagai simpul pemersatu bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia yang akan dicapai pada tahun 2025.

Misi yang dimiliki Lembaga ANRI untuk dapat mewujudkan visinya, yaitu (1). Memberdayakan arsip sebagai tulang punggung manajemen pemerintahan dan pembangunan; (2). Memberdayakan arsip sebagai bukti akuntabilitas kinerja organisasi; (3). Memberdayaan arsip sebagai alat bukti yang sah; (4). Melestarikan arsip sebagai memori kolektif dan jati diri bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia; (5). Memberikan akses arsip kepada publik untuk kepentingan pemerintahan, pembangunan, penelitian, dan ilmu pengetahuan untuk kesejahteraan rakyat sesuai perauran perundang-undangan dan kaidah-kaidah kearsipan demi kemaslahatan bangsa.

Tugas Pokok, Fungsi, dan Wewenang ANRI
Lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia juga memiliki tugas pokok, fungsi, serta wewenang dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan visi dan misi lembaga ini. Adapun tugas pokok, fungsi, dan wewenang Lembaga ANRI adalah sebagai berikut:

Tugas Pokok darai Lembaga ANRI adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang kearsipan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan.

Fungsi Lembaga ANRI di antaranya, yaitu (1). Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang kearsipan; (2). Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas lembaga; (3). Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kearsipan; (4). Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, kehumasan, hukum, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan rumah tangga, persandian, dan kearsipan; (5). Penyelenggaraan pembinaan kearsipan nasional; (6). Pelindungan, penyelamatan, dan pengelolaan arsip statis berskala nasional dan; (7). Penyelenggaraan sistem dan jaringan informasi kearsipan nasiona.

Kewenangan yang dimiliki oleh Lembaga ANRI adalah (1). Penyusunan rencana nasional secara makro di kearsipan; (2). Penetapan dan penyelenggaraan kearsipan nasional untuk mendukung pembangunan secara makro; (3). Penetapan sistem informasi di bidang kearsipan; (3). Kewenangan lain yang melekat dan telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, yaitu (a). Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang kearsipan; (b). Penyelamatan serta pelestarian arsip dan pemanfaatan naskah sumber arsip.

Sejarah Lembaga ANRI
Perjalanan sejarah yang dimemiliki Lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) terbilang panjang. Lembaga kearsipan ini, sudah ada di Indonesia sejak masa Pemeritahan Hindia Belanda, yaitu tahun 1892. Sejak tahun 1892, lembaga kearsipan ini telah beberapa kali berganti nama atau sebutan sesuai dengan keadaan pemerintahan yang ada di Indonesia.
Logo Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Doc. @ANRI
Adapun nama-nama yang pernah digunakan oleh lembaga kearsipan, yaitu Landsarchief (1892), Kobunsjokan (1942-1945), Arsip Negeri (1945 - 1947), Landsarchief (1947-1949), Arsip Negara (1950-1959), Arsip Nasional RI (1967-sekarang). Berikut ini akan dijelaskan sesuai pembabakan kronologi waktu sejarah dari Lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).

1. Landsarchief (1892-1942)
Landsarchief merupakan nama lembaga kearsipan pertama yang didirikan tanggal 28 Januari 1892 oleh Pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia. Lembaga ini didirikan tujuannya tidak lain untuk kepentingan administrasi, membantu kelancaran pelaksanaan pemerintahan, dan ilmu pengetahuan. Selain mendirikan Landsarchief, Pemerintah Hindia Belanda juga mengukuhkan jabatan para petugas (landarchivaris) di hari yang sama. Orang yang pertama kali menjabat sebagai landarchivaris adalah Mr. Jacob Anne van der Chijs (1892-1905). Landarchivaris ini yang kemudian bertugas untuk memelihara dan menjaga arsip-arsip dari peninggalan masa VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) hingga sampai Pemerintahan Hindia Belanda yang ada Landsarchief.

Pada kurun waktu tahun 1926-1929 atau bisa dikatakan sebagai masa awal lahirnya pergerakan kebangsaan di Indonesia, Lansarchief memiliki tugas khusus dari Pemerintah Hindia Belanda. Tugas khusus yang harus dijalankan oleh Lansarchief yaitu mereka ikut serta secara aktif dalam pekerjaan ilmiah untuk penulisan sejarah Hindia Belanda, serta mengawasi dan mengamankan peninggalan-peninggalan orang Belanda. Hal itu dilakukan untuk menolak dan menangkis tuntutan Indonesia yang menginginkan merdeka.

Memasuki rentang waktu tahun 1940-1942, Arschief Ordonantie diterbitkan oleh Pemerintahan Belanda. Tujuan diterbitkannya Arschief Ordonantie tidak lain untuk menjamin akan keselamatan arsip-arsip yang dimiliki Pemerintah Hindia Belanda.  Isi dari Arschief Ordonantie yang diterbitkan antara lain (1). Semua arsip-arsip pemerintah adalah hak milik tunggal pemerintah; (2). Batas arsip baru adalah 40 tahun; (3). Arsip-arsip yang melampaui masa usia 40 tahun diperlakukan secarakhusus menurut peraturan-peraturan tertentu diserahkan kepada Algemeen Landarchief di Batavia (Jakarta). Ini merupakan langkah-langkah yang diambil oleh pemerintahan saat itu untuk melindungi arsip-arsip yang ada di Landsarchief.

Sejak didirikan tahun 1892, ada beberapa nama yang pernah menjabat sebagai landarchivaris, yaitu Mr. Jacob Anne van der Chijs (1892-1905), Dr. F. de Haan (1905-1922), E.C. Godee Molsbergen (1922-1937), Dr. Frans Rijndert Johan Verhoeven (1937-1942). Dr. Frans Rijndert Johan Verhoeven menjadi Landsarchivaris yang terakhir masa Pemerintahan Hindia Belanda. Sebab, di tahun 1942 Pemerintahan Jepang mulai menyerang dan menguasai Indonesia.

2. Kobunsjokan (1942-1945) 
Masa kedudukan Pemerintahan Jepang di Indonesia menjadi masa yang paling sepi dalam dunia kearsipan. Hal ini dikarenakan tidak adanya arsip yang diwariskan pada masa kedudukan Jepang di Indonesia sehingga bagi Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) masa tersebut tidak memiliki khasanah arsip.

Kedudukan Pemerintahan Jepang di Indonesia juga mempengaruhi perubahan nama pada lembaga kearsipan yang sudah ada sebelumnya pada masa Pemerintahan Hindia Belanda. Lembaga kearsipan Landarchief yang didirikan oleh Pemerintahan Hindia Belanda, kemudian berganti nama menjadi Kobunsjokan pada masa kedudukan Jepang. Kobunsyokan berada langsung di bawah Kantor Pengajaran Pemerintah Militer Jepang, yaitu Bunkyo Kyoku.

Pada masa kedudukan Pemerintahan Jepang, seluruh pegawai yang pernah bertugas untuk Pemerintahan Hindia Belanda ditawan dan dimasukkan ke dalam kamp tawanan Jepang, termasuk para pegawai Landarchief. Bagi pegawai Belanda, posisi Landarchief sebagai lembaga kearsipan sangat penting untuk mendapatkan asal-usul keturunan. Arsip keturunan yang terdapat di Landarchief dapat dipergunakan untuk membebaskan mereka dari kamp tawanan Jepang.

3. Arsip Negeri (1945-1947)
Pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, keberadaan lembaga kearsipan di Indonesia secara yuridis dimulai. Lembaga kearsipan yang pada masa Pemerintahan Hindia Belanda bernama Landarchief dan masa Pemerintahan Jepang bernama Kobunsyokan, kemudian berganti nama lagi pada setelah Indonesia merdeka. Nama yang digunakan untuk lembaga kearsipan yang ada pada tahun 1945 disebut sebagai Arsip Negeri.

Perkembangan dan keberadaan Lembaga Arsip Negeri atau sekarang dikenal sebagai Lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) tidak terlepas dari peran lembaga kearsipan yang telah dibentuk sebelumnya, khususnya pada masa Pemerintahan Hindia Belanda. Pengalaman kegiatan dari organisasi kearsipan masa Pemerintah Hindia Belanda dan produk-produk kearsipannya, kemudian dipergunakan oleh Pemerintah Indonesia setelah merdeka. Lembaga kearsipan yang bernama Lembaga Arsip Negeri berada di bawah Kementerian Kementerian Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan. Keberadaan Lembaga Arsip Negeri ini berlangsung hingga kedatangan Pemerintahan NICA (Nederlandsch Indië Civil Administratie atau Netherlands-Indies Civil Administration) di Indonesia, yaitu pertengahan tahun 1947.

4. Landsarchief (1947-1949) 
Kedatangan Pemerintahan NICA (Nederlandsch Indië Civil Administratie atau Netherlands-Indies Civil Administration) ke Indonesia pada pertengahan tahun 1947, ternyata diikuti oleh Pemerintahan Belanda yang ingin kembali menduduki Indonesia. Pemerintah Belanda yang kembali, kemudian melancarkan serangan melalui Agresi Militer I pada tahun 1947. Serangan yang mereka lakukan berhasil menduduki beberapa wilayah Indonesia, termasuk tempat Lembaga Arip Negeri berada.

Pemerintah Belanda yang berhasil menguasai beberapa wilayah di Indonesia termasuk tempat Lembaga Arsip Negeri, kemudian mengubah nama lembaga kembali menjadi Landsarchief, seperti saat mereka menduduki Indonesia sebelumnya. Landarchivaris atau pejabat yang bertugas di Landsarchief juga kembali dukukuhkan. Pejabat yang diangkat untuk memimpin Landsarchief  adalah Prof. W. Ph. Coolhaas (1947-1949).

Sejak didirikannya negara boneka oleh Pemerintahan Belanda, yaitu Republik Indonesia Serikat (RIS) hingga kedaulatan Republik Indonesia diakui tahun 1949, Prof.W. Ph. Coolhaas masih menjabat di Landsarchief. Sehubungan dengan itu, pasca kedaulatan Indonesia diakui lembaga kearsipan Landsarchief kemudian dikembalikan ke Pemerintah Republik Indonesia.

5. Arsip Negara (1950-1959) 
Pasca Konferensi Meja Bundar (KMB), tanggal 27 Desember 1949 di Den Haag, Belanda, Pemerintah Indonesia mendapatkan pengakuan kedaulatannya dari Pemerintahan Belanda. Pengakuan tersebut termasuk pengembalian lembaga-pembaga pemerintahan yang ada, salah satunya lembaga kearsipan.

Lembaga Negeri yang pada kurun waktu tahun 1947-1949, diubah oleh Pemerintahan Belanda kembali menjadi Landsarchief, sejak tahun 1950 dikembalikan kepada Pemerintah Indonesia. Hal ini sesuai dengan pengakuan Pemerintah Belanda terhadap kedaulatan Pemerintah Republik Indonesia pasca Konferensi Meja Bundar. 

Pada masa prosesi pengambilalihan Landsarchief yang dilakukan oleh pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS), status lembaga kearsipan masih menggunakan status asli sebagai Lembaga Arsip Negeri RIS. Penggunaan status tersebut dimaksudkan supaya arsip-arsip pemerintah pusat yang ada dapat disalurkan ke Lembaga Arsip Negeri RIS. Akan tetapi, konsep lembaga kearsipan yang ada tidak bertahan lama dan kemudian kembali dilakukan pergantian nama lembaga. 

Pada tanggal 26 April 1950, lembaga kearsipan yang berada di bawah lingkungan Kementerian Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan berganti nama menjadi Lembaga Arsip Negara Republik Indonesia Serikat (RIS). Keputusan itu dikeluarkan melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Nomor 9052/B. Orang pertama yang dipercaya untuk memimpin Lembaga Arsip Negara RIS adalah Prof. R. Soekanto.

Prof. R. Soekanto memimpin Lembaga Arsip Negara RIS sejak tahun 1950-1957 dan dia menjadi orang Indonesia asli yang pertama kali memimpin lembaga kearsipan di Indonesia. Pada tahun 1957, posisi pemimpin lembaga kearsipan diganti oleh Drs. R. Mohammad Ali yang merupakan seorang sejarawan dan penulis buku Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia. Pergantian pemimpin lembaga kearsipan yang terjadi merupakan awal perubahan dasar di Lembaga Arip Negara. Hal ini dikarenakan istilah Kepala Arsip Negara untuk pertama kali digunakan sebagai jabatan pemimpin lembaga tersebut. Penggunaan lembaga kearsipan dengan nama Arsip Negara dipakai hingga tahun 1959 secara resmi dan setelah itu perubahan nama lembaga kembali terjadi.

6. Arsip Nasional (1959-1967) 
Lembaga kearsipan Indonesia kembali melakukan perubahan nama dari Arsip Negara menjadi Arsip Nasional pada tahun 1959. Sehubungan dengan itu, dalam kurun waktu 1959-1967, status keberadaan lembaga kearsipan juga terjadi perubahan. Adapun status keberadaan Lembaga Arsip Nasional dalam kurun waktu 1959-1967 adalah sebagai berikut:

• Arsip Nasional Dibawah Kementerian PP Dan K
Pada masa Drs. R. Mohammad Ali sebagai Kepala Lembaga Arsip Negara, beliau berusaha melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan peran serta status lembaga Arsip Negara. Upaya yang pertama diambil adalah memasukkan Lembaga Arsip Negara ke dalam Lembaga Sejarah di bagian Kementerian Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan. Perubahan itu dilakukan dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Nomor 130433/5 yang tertanggal 24 Desember 1957. Sehubungan dengan itu, perubahan nama dilakukan semenjak 1 Januari 1959 mulalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Nomor 69626/A/S, di mana nama Arsip Negara berganti menjadi Arsip Nasional.

Sejak dikeluarkan ketetapan tersebut, maka nama lembaga kearsipan yang dimiliki Indonesia sejak tahun 1959 menjadi Arsip Nasional. Meskipun nama Lembaga Arsip Nasional bertahan hingga tahun 1967, akan tetapi perubahan status kedudukan atau keberadaan lembaga tidak tetap selama namanya.

• Arsip Nasional Dibawah Kementerian Pertama RI (1961-1962)
Pada kurun waktu tahun 1961-1962, perubahan status keberadaan Lembaga Arsip Nasional kembali dilakukan. Status Lembaga Arsip Nasional yang sebelumnya berada di bawah Kementerian Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan kemudian berganti di bawah Kementerian Pertama Republik Indonesia. Hal itu berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 215 yang bertanggal 16 Mei 1961. Sejak saat itu, segala penyelenggaraan yang berhubungan dengan urusan termasuk tugas, wewenang dan kewajiban, serta hak-hak dan kewajiban keuangan, personalia dan perlengkapan materil, dan lain-lain dari Lembaga Arsip Nasional dipindahkan ke Kementerian Pertama Republik Indonesia. Sehubungan itu, perubahan juga terjadi dengan fungsi dan tugas lembaga kearsipan.

Dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor 19 tanggal 26 Desember 1961 Tentang Pokok-Pokok Kerarsipan Nasional membuat fungsi dan tugas dari Lembaga Arsip Nasional mengalami perluasan. Sesuai dengan keputusan tersebut, fungsi dan tugas dari Lembaga Arsip Nasional bukan hanya untuk menyelenggarakan kearsipan statis saja, namun juga terlibat dalam penyelenggaraan kearsipan dinamis (baru). 

• Arsip Nasional Dibawah Menteri Pertama Bidang Khusus (1963-1964)
Presiden kembali mengeluarkan keputusan yang mempengaruhi status dari Lembaga Arsip Nasional. Status Lembaga Arsip Nasional dipindahkan dari Kementerian Pertama Republik Indonesia menjadi di bawah Menteri Pertama Bidang Khusus. Ketetapan itu dikeluarkan berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 188 Tahun 1962. Pemindahan tersebut dilakukan dengan maksud agar Lembaga Arsip Nasional lebih diperhatikan, karena di bawah Menteri Pertama Bidang Khusus diperuntukkan bagi penelitian sejarah.

• Arsip Nasional Dibawah Menko Hubra (1963-1966)
Kementerian Pertama Bidang Khusus pada tahun 1964 berganti nama menjadi Kementerian Kompartimen Hubungan dengan Rakyat (Menko Hubra). Pergantian nama kementerian tersebut dilakukan untuk menyesuaikan fungsi dan tugas dalam mengkoordinasi kementerian-kementerian negara. Perubahan nama kementerian tersebut secara tidak langsung juga mempengaruhi status keberadaan Lembaga Arsip Nasional. Meskipun statsu keberadaannya berubah, tugas dan fungsi Lembaga Arsip Nasional tetap sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 1961 dan di bawah kementerian ini hanya bertambah tugas untuk melakukan pembinaan arsip.

• Arsip Nasional Dibawah Wakil Perdana Menteri Bidang Lembaga-Lembaga Politik (1966-1967)
Statsu keberadaan Lembaga Arsip Nasional kembali berpindah sesuai dengan Keputusan Wakil Perdana Menteri No.08/WPM/BLLP/KPT/1966. Lembaga Arsip Nasional yang sebelumnya berada di bawah Kementerian Kompartimen Hubungan dengan Rakyat (Menko Hubra) kemudian ditempatkan di bawah Wakil Perdana Menteri Bidang Lembaga-Lembaga Politik Republik Indonesia. Meski dilakukan perubahan status keberadaannya, akan tetapi Lembaga Arsip Nasional tetap memusatkan kegiatan-kegiatan ilmiah dan kesejarahan sesuai fungsionalnya.

7. Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) (1967-sekarang) 
Periode terpenting bagi Lembaga Arsip Nasional adalah tahun 1967, saat di mana presiden mengeluarkan ketetapan melalui Keputusan Presiden Nomor 228/1967 bertanggal 2 Desember 1967. Berdasarkan keputusan tersebut disebutkan Lembaga Arsip Nasional ditetapkan sebagai lembaga pemerintahan non departemen dan bertanggung jawab langsung kepada presiden. Terkait anggaran pembelajaan lembaga langsung dibebankan kepada anggaran Sekretaris Negara.

Penguatan penetapan status Lembaga Arsip Nasional sebagai lembaga non departemen diikuti dengan Surat Pimpinan MPRS No.A.9/1/24/MPRS/1967 yang menegaskan, bahwa Lembaga Arsip Nasional sebagai aparat teknis pemerintah yang tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945 bahkan merupakan penyempurnaan pekerjaan di bawah Presidium Kabinet. 

Sejak status penetapan baru tersebut, pada tahun 1968 Lembaga Arsip Nasional melakukan usaha dengan menyusun pengajuan, yaitu Mengajukan usulan perubahan Arsip Nasional menjadi Arsip Nasional Republik Indonesia, dan; Mengajukan usulan perubahan Prps No.19/1961 menjadi Undang-Undang Tentang Pokok-Pokok Kearsipan.

Hingga akhir masa kepemimpinan Drs. R. Mohammad Ali tahun 1970, usulan-usulan terbut belum juga terlaksana. Kepemimpinan Drs. R. Mohammad Ali di Lembaga Arsip Nasional kemudian digantikan dengan Dra. Sumartini (1971-1992). Diangkatnya Dra. Sumartini sebagai Kepala Lembaga Arsip Nasional pada tahun 1971, menjadikan dia sebagai wanita pertama yang menjabat posisi tersebut. 

Dra. Sumartini yang menjabat sebagai pimpinan lembaga kemudian berjuang dan berupaya untuk melanjutkan cita-cita pemimpin sebelumnya agar dapat terrealisasi. Usaha yang dilakukan Dra. Sumartini dan didukung Menteri Sekretaris Negara Sudharmono, SH, tidak sia-sia. Cita-cita untuk memajukan Lembaga Arsip Nasional dapat terwujud dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kearsipan. 

Tiga tahun setelah dikeluarkannya undang-undang tersebut, presiden mengeluarkan putusan melalui Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 1974. Di dalam keputusan tersebut secara tegas dinyatakan bahwa lembaga kearsipan yang bernama Arsip Nasional diubah menjadi Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) dan berkedudukan di Ibu Kota Republik Indonesia serta langsung bertanggung jawab kepada presiden. Keputusan tersebut secara yuridis menjadikan Lembaga ANRI sah sebagai lembaga pemerintah non departemen.

Terkait kebijakan tugas dan fungsi Lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) ke arah pemikiran yang lebih sempurna dilakukan pada kepemimpinan ANRI berikutnya. Setelah masa kepemimpinan Dra. Soemartini berakhir, status Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) diganti dengan DR. Noerhadi Magetsari (1992 - 1998). 

Di masa kepemimpinan DR. Noerhadi Magetsari terjadi perubahan struktur organisasi baru yang ditetapkan melalaui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 92 Tahun 1993 Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Berdasarkan keputusan tersebut, Lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia kemudian disingkat dengan ANRI. Perubahan lain yang cukup mencolok terdapat dalam pengembangan struktur organisasi, yaitu dengan adanya Deputi Pembina dan Deputi Konservasi, Pembentukan Unit Pelaksana Teknis dan penggunaan istilah untuk Perwakilan ANRI di Daerah TK I menjadi Arsip Nasional Wilayah. Sehubungan dengan itu, di bawah kepemimpinan DR. Noerhadi Magetsari pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) juga dilakukan di bidang kearsipan, yaitu dengan dilakukan perekrutan pegawai baru sebagai arsiparis. Hal ini yang kemudian menjadikan pada masa kepemimpinan DR. Noerhadi Magetsari jumlah arsiparis di ANRI meningkat drastis dan puncaknya terlihat pada tahun 1995-1996 dengan jumlah arsiparis di ANRI Pusat mencapai sebanyak 137 orang.

Kepemimpinan DR. Noerhadi Magetsari sebagai yang menjabat sebagai Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia bertahan hingga tahun 1998 dan kemudian digantikan oleh DR. Moekhlis Paeni (mantan Deputi Konservasi ANRI dan mantan Kepala ANRI Wilayah Ujung Pandang) (1998 - 2003). Di kepemimpinan DR. Moekhlis Paeni, dalam meningkatkan wujud sistem kearsipan nasional yang handal sesuai kebijakan kepemimpinan sebelumnya, dia mencanangkan visi dari ANRI, yaitu menjadikan arsip sebagai simpul pemersatu bangsa.

Perkembangan perpolitikan di Indonesia yang memasuki pemerintahan Era Reformasi serta dalam rangka efisiens dan efektivitas, maka Presiden Republik Indonesia mengeluarkan satu keputusan pada tahun 2001. Melalui Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2001 terkait dengan mengatur kedudukan, tugas dan fungsi, susunan organisasi dan tata kerja lembaga pemerintah non departeman. Struktur ANRI juga disesuaikan dengan Keputusan Presiden.

Kepemimpinan DR. Moekhlis Paeni sebagai Kepala Lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) berakhir pada tahun 2003 dan kemudian digantikan Drs. Oman Sachroni, M.Si., (2003-2004) berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 74/M/2003. Drs. Oman Sachroni, M.Si., yang menjabat Kepala Lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia mengembangkan Program Sistem Pengelolaan Arsip Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (SiPATI).

Program merupakan aplikasi pengelolaan arsip dinamis secara elektronik sesuai dengan trend perkembangan globalisasi informasi di mana hampir seluruh unit di kantor pemerintah atau pun swasta telah menggunakan perangkat komputer. Di beberapa instansi pemerintah pusat SiPATI ini telah diaplikasikan.

Tanggal 6 Juli 2004, Drs. Djoko Utomo, MA (2004-2009) diangkat menjadi Kepala Lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menggantikan DR. Moekhlis Paeni. Pengangkatan dilakukan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 87/M/2004, bertanggal 21 Juni 2004. Visi dan Misi Lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) berusaha diwujudkan masa kepemimpinan Drs. Djoko Utomo, MA., kepala lembaga. Sehubungan dengan itu, berbagai program juga disesuaikan dengan perkembangan globalisasi dan kebutuhan yang ada di lingkungan Lembaga ANRI. 

Di bawah kepemimpinan Drs. Djoko Utomo, MA., gedung layanan publik dilakukan renovasi untuk memberikan kenyamanan bagi pengunjung yang datang. Hubungan kerja sama digiatkan dalam rangka memajukan dunia kearsipan juga dilakukan di tingkat nasional dan internasional, termasuk kerjasama dalam pengiriman untuk belajar di luar negeri para pegawai ANRI.

Kepala Lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) kemudian pada tahun 2010 digantikan oleh M. Asichin, S.H., M.Hum (2010-2013). Salah satu tugas yang dilakukan oleh H.M. Asichin, SH., M.Hum., adalah melanjutkan apa yang belum diselesaikan Drs. Djoko Utomo, MA., Kepala Lambaga ANRI sebelumnya.

Salah satu usaha yang dilakukan oleh H.M. Asichin, SH., M.Hum., adalah dengan mengembangkan kerja sama bukan hanya di institusi dalam neger tetapi juga lembaga kearsipan yang berada di luar negeri. Balai Arsip Tsunami Aceh yang berada di Provinsi Aceh merupakan salah satu dari usaha yang dilakukan di masa kepemimpinan H.M. Asichin, SH., M.Hum.

Terkait fungsi dan peran Lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), pelaksanaannya diwujudkan melalui Undang-Undang Nomor 43 tahun 2009 terbit Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2012. Melalui Peraturan Pemerintah tersebut dilakukanlah pembinaan arsiparis yang ada di instansi pemerintah, seperti TNI, Polri, BUMN atau BUMD dan perguruan tinggi.

Usaha peningkatan untuk kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dilakukan tidak hanya di luar negeri tetapi juga dilakukan di Lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Adapun usaha yang dilakukan dengan memberikan pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan pengetahuan dan kualitas pegawai sehingga nantinya dapat memberikan pengabdian terbaik terhadap masyarakat sesuai dengan tugas pokok dan fungsi ANRI. Pemeliharaan dan pengelolahan arsip-arsip yang statis tetap ditingkatkan dan dilaksanakan sambil terus mendorong program-program lain. Program-program yang dilaksanakan seperti program Citra Nusantara, Citra Daerah, dan program lainnya berupa program Sistem Informasi Jaringan Kearsipan Nasional. 

Lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) serta kearsipan terus disiarkan melalui media, baik itu media elektronik maupun media cetak. Tujuan penyiaran tersebut diharapkan agar masyarakat mengetahui dan paham mengenai tugas dan fungsi ANRI serta akan menimbulkan kesadaran di masyarakat untuk memelihara dan menjaga arsip.

Pasca Konferensi Meja Bundar (KMB) yang digelar di Den Haag, Belanda tanggal 27 Desember 1949, serta kedaulatan Republik Indonesia diakui oleh Pemerintahan Belanda. Status dan nama lembaga kearsipan di Indonesia yang sebelumnya bernama Landsarchief berubah menjadi Lembaga Arsip Negara pada tahun 1950. Sejak saat itu pula, kepala pimpinan lembaga kearsipan dimulai dari orang asli Indonesia.

Ada beberapa nama yang pernah memimpin lembaga kearsipan di Indonesia sejak tahun 1951 hingga sampai sekarang. Beberapa nama pemimpin dari masa ke masa tersebut di antaranya:
DR. R. Soekanto (1951-1957);
Drs. R. Mohammad Ali (1957-1970);
Dra. Soemartini (1971-1992);
DR. Noerhadi Magetsari (1992-1998);
DR. Mukhlis Paeni (1998-2003);
Drs. Oman Sachroni, M.Si. (2003-2004);
Drs. Djoko Utomo, MA (2004-2009);
M. Asichin, S.H., M.Hum (2010-2013);
Dr. Mustari Irawan, MPA (2013-Sekarang).


Sumber:
Editor:

Berita Di Surat Kabar Cetak Perang Antara Belanda Dan Aceh

Tulisan ini bersumber dari salah satu media cetak The New York Times, Edisi: Sabtu, 3 Mei 1873, dengan judul Perang Di Sumatera. Media cetak tersebut mengabarkan tentang peristiwa perang antara pihak Bangsa Belanda dan Kerajaan Aceh pada tahun 1873.

Berikut isi dari surat kabar The New York Times terkait masalah Perang Di Sumatera  (Perang Belanda di Aceh) yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.
Salah satu foto dari surat kabar The New York Times yang ada di Buku Aceh Di Mata Dunia Karangan Hasan Di Tiro. @Doc. Aceh Di Mata Dunia
Perang Di Sumatera  (Perang Belanda di Aceh)

Sebuah kejadian yang sangat menarik dalam sejarah penjajahan modren sidah kita dengar di Pulau Hindia Timur, satuan tentara Eropa yang megah sudah kalah berperang dan dibasmi oleh pejuang di Aceh.

Sebagian besar Pulau Sumatera sudah berada dalam kekuasaan Belanda, tetapi sebelah utara dan timur pulau tersebut masih terdapat dua negara merdeka. Yang sebelah utara adalah Negara Aceh (State of Achin). Pada tanggal 26 Maret 1873 Belanda dengan resmi menyatakan perang kepada Bangsa Aceh dan pada tanggal 12 April Belanda menyatakan sudah meraih beberapa kemenangan.

Belanda mengatakan bahwa sudah sanggup menduduki dua buah kuta (benteng) Aceh dan sedang mengatur strategi untuk merebut istana Sultan Aceh. Walaupun saat itu Belanda sudah mulai merasa apa yang dilakukan itu tidak seperti yang dipikirkan sebelumnya, dan terdapat kabar pasukan Belanda harus meminta bantuan ke Jakarta. Lima hari sesudah itu, Belanda sudah mengakui mereka diserang dan hampir kalah.

Sesudah mencoba merebut beberapa kuta Aceh, Belanda masuk ke Kutaraja (Banda Aceh) tetapi dipukul mundur oleh pejuang Aceh. Dalam pertempuran itu, Belanda hampir putus asa karena banyak pasukannya luka-luka dan para jenderal yang tewas. Menurut beberapa sumber nama kuta tersebut adalah keraton. Dan menurut sumber dari Belanda, kuta yang diperjuangkan oleh pejuang Aceh dengan meriam-meriam altiler yang besar dan di samping itu juga terdapat kuta-kuta kecil. Tentara Aceh berusaha keras mempertahankan kuta tersebut. Belanda tidak hanya berhadapan dengan tentara Aceh yang berada di kuta.

Di luar kuta, Belanda juga diserang oleh tentara Aceh dari berbagai penjuru dan pasukan yang bervariasi. Belanda harus meminta bantuan pasukan dengan kapal perang di Pulau Jawa. Sekarang semua pasukan Belanda di Aceh harus mundur. Dalam rapat perang Belanda di Kuala Aceh, semua panglima perang Belanda sepakat menghentikan agresi selama setengah tahun karena banyak pasukan Belanda yang tewas dan posisi Belanda yang tidak bisa dipertahankan lagi.

Tetapi alasan yang diberikan oleh Belanda atas keputusan tersebut adalah karena musim hujan dan angin kuat sehingga membuat ombak di pinggir pantai membesar yang menyebabkan kapal perang angkatan laut Belanda tidak bisa melakukan hubungan maksimal dengan pasukan angkatan darat. Dan tidak bisa memasok makanan kepada pasukan Belanda di daratan. Belanda hanya bisa melakukan kegiatan di seputaran laut Aceh.

Jadi untuk saat ini orang Aceh sudah memperoleh kemenangan yang terakhir, kemenangan yang bisa memberi keputusan bahwa musuh bukan hanya kalah tetapi juga harus melarikan diri keluar Aceh.

Kita merasakan, kejadian ini membuat kita heran karena bagaimana perkiraan Belanda bisa salah terhadap kekuatan Aceh. Negara Aceh (State of Achin) tidak banyak yang mengenalinya di negara-negara Eropa.

Sebuah buku ilmiah yang terbaru menyatakan Aceh dari zaman dahuku merupakan sebuah kerajaan yang sangat besar kekuasaannya, tetapi sekarang hampir hilang. Ketika pertama kali Portugis mendarat di Sumatera pada tahun 1509, mereka melihat semua negara di sekeliling Aceh diperintahkan oleh seorang raja yang melarang Portugis mendirikan kuta dekat daerah tersebut. Belanda mendapat keuntungan 100 tahun sesudah itu karena saat itu diterima oleh raja Aceh. Duta Besar Aceh ke Belanda bersamaan dengan Duta Besar Belanda yang mengunjungi Aceh.

Ringkasnya, Kerajaan Aceh sangat tangguh bahkan ketika pertama kali Eropa mendarat di Sumatera. Dan Belanda dalam hati kita, tentu harus mengetahui asal-usul kerajaan dan kekuatan bangsa dan daerah Aceh. Aceh merupakan daerah perdagangan, dan menurut apa yang kita ketahui bahwa orang Aceh sudah mampu membuat meriam-meriam yang besar dan kuat.

Bangsa Sumatera banyak didominasi oleh keturunan Melayu, tetapi yang mendiami sebelah utara Pulau Sumatera (Aceh), orang mengatakan terdapat sebuah bangsa yang sangat pandai dari bangsa-bangsa yang lain. Mereka lebih tinggi, lebih bagus badannya dan agak sedikit hitam dari bangsa-bangsa lain di daerah tersebut. Menurut sumber tersebut, mereka bercampur dengan darah India. Mereka beragama Islam, tetapi mereka bermazhab apa, itu tidak tahu.

Kita sangat heran, bagaimana mereka jika kita bandingkan dengan orang-orang Eropa yang bisa kita katakan banhwa mereka sedikit kurang maju tetapi mampu mengalahkan sebuah kerajaan Eropa dalam medan perang. Belanda sudah memperluas wilayah jajahannya di Sumatera dengan cara mengambil manfaat dan mengadu-domba para pemimpin-pemimpin Sumatera. Tetapi orang Aceh tentu sudah mempersiapkan diri untuk berperang dengan Belanda sehingga Belanda tidak tahu siapa yang mereka hadapi.

Tentunya, akhir dari peperangan ini hanyalah satu tujuan. Orang Aceh bisa merayakan kemenangannya hingga setengah tahun lagi, walaupun blokade Belanda di perairan Aceh bisa merusak perdagangan Aceh. Orang Aceh mungkin masih bisa merebut kembali tempat-tempat yang diduduki Belanda di Sumatera. Tetapi, ketika angin dan musim hujan selesai, tentunya Belanda akan mempersiapkan dan mneyatukan kembali pasukkannya dengan lebih besar untuk melawan Aceh.

Tidak mungkin kita melihat tanpa rasa sedih perjuangan terakhir rakyat negeri ini (Aceh) melawan kekuasaan Eropa. Ini merupakan sebuah cerita yang sama sekalipun kekuatan mereka tidak seimbang walaupun itu adalah orang-orang Melayu yang setengah beradab atau orang-orang Indian Moduc yang masih liar. Mereka sanggup merampas kembali pada suatu saat nanti walau akhirnya mereka kalah. Kita belum mengetahui masalah yang menyebabkan perdebatan antara Belanda dan orang-orang Melayu. Tetapi segera bisa kita pahami bahwa orang-orang Melayu melihat kekuasaan Belanda dengan rasa tidak percaya, dan masalah-masalah yang menyebabkan perdebatan akan terulang kembali. Belanda terkenal baik dengan tanah jajahannya.

Tetapi Aceh bukanlah sebuah tanah jajahan Belanda. Hubungan antara Bangsa Aceh dengan Bangsa Belanda tentunya dipengaruhi oleh perasaan umum di Pulau Sumatera terhadap strategi politiknya yang tidak menyebabkan kekurangan perlawanan anak negeri terhadapnya. Tanah jajahan Belanda tidak sama dengan tanah jajahan Inggris yang berpikir terhadap anak-anak negeri. Belanda hanya mencari keuntungan untuk negaranya sendiri.


Sumber:
Tiro, di M. Hasan. 2013. Aceh Di Mata Dunia. Banda Aceh: Bandar Publishing.
Editor:

Konvensi Den Haag 1899 Dan 1907

Ilustrasi Konvensi Den Haag 1899 Dan 1907. @Doc. Menulis Sejarah
Sepanjang sejarah peradaban manusia, perang kerap kali menghiasai dan selalu memiliki tempat di dalam kehidupan manusia. Perang seakan tidak mampu dihindari oleh manusia dan menjadi dinamika yang sejak ribuan tahun lalu sudah ada hingga saat ini. Oleh karena itu, perang seakan tidak mampu dihindari oleh manusia. Untuk mengurangi atau membatasi perang agar perang tidak selalu terjadi, manusia kemudian membuat suatu aturan atau ketentuan perang agar dapat mengatur pembatasan perang antar bangsa-bangsa. Aturan tersebut kemudian saat ini dikenal dengan Hukum Humaniter Internasional.

Hukum Den Haag sendiri lebih memfokuskan diri  kepada peraturan mengenai alat dan cara berperang serta menekankan bagaiman cara melakukan operasi-operasi militer. Oleh karena itu hukum Den Haag sangat penting bagi komandan militer baik yang bertugas di darat, di laut maupun di udara. Sehubungan dengan itu, Hukum Den Haag juga menentukan kewajiban dan hak pihak-pihak yang berseteru atau bersengketa terkait tentang cara melakukan operasi-operasi militer dan membatasi cara-cara yang dapat mengakibatkan kerusakan di berbagai pihak. Aturan maupun peraturan tersebut terdapat di dalam konvensi-konvensi dalam Konferensi Den Haag 1899, yang kemudian semuanya direvisi dari tahun 1907. Sejak tahun 1977, protokol-protokol ditambah dalam konvensi-konvensi Jenewa. Demikian pula dengan berbagai perjanjian yang melarang maupun yang mengatur penggunaan senjata.

1.1 Konvensi Den Haag 1899
Hukum Den Haag atau The Hague Laws merupakan istilah yang dipakai untuk menunjukkan serangkaian ketentuan hukum humaniter, yang mengatur mengenai alat (sarana) dan cara (metode) berperang (means and methods of warfare). Istilah tersebut diungkapkan berdasarkan latar belakang pembentukan ketentuan-ketentuan yang dihasilkan dalam dua konferensi yang digelar di kota Den Haag, Belanda, yaitu konferensi pertama pada tahun 1899 dan konferensi kedua tahun 1907. 

Konferensi Den Haag pertama, digelar mulai tanggal 20 Mei 1899 hingga 29 Juli 1899. Konferensi yang digelar selama dua bulan lebih tersebut, menghasilkan tiga konvensi atau kesepakatan internasional dan tiga deklarasi (pernyataan). Adapun tiga konvensi yang dihasilkan berupa tiga deklarasi, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
• Deklarasi tentang larangan peluncuran proyektil-proyektil dan bahan peledak dari balon, dan cara-cara serupa untuk jangka waktu lima tahun;
• Deklarasi tentang gas-gas yang dapat mengakibatkan sesaknya pernafasan berupa (gas cekik atau asphyxiating gases;
• Deklarasi tentang peluru-peluru yang bersifat mengembang di dalam tubuh manusia, yakni berupa peluru-peluru yang bungkusnya tidak sempurna menutup bagian dalam sehingga dapat pecah dan membesar dalam tubuh manusia.

2.1 Konvensi Den Haag 1907
The Second Hague Peace Conference (Konferensi Damai Den Haag Kedua) tanggal 18 Oktober 1907, selain menghasilkan sebuah deklarasi juga menghasilkan 13 konvensi. Adapun konvensi-konvensi tersebut yakni sebagai berikut:
• Konvensi ke-I tentang Penyelesaian Persengketaan Internasional secara Damai;
• Konvensi ke-II tentang Pembatasan Kekerasan Senjata dalam menuntut Pembayaran Hutang yang berasal dari Kontrak;
• Konvensi ke-III tentang Permulaan Perang;
• Konvensi ke-IV tentang Hukum dan Kebiasaan Perang di Darat, beserta Lampirannya;
• Konvensi ke-V tentang Hak dan Kewajiban Negara dan Warga Negara Netral dalam Perang di Darat;
• Konvensi ke-VI tentang Status Kapal Dagang Musuh pada saat Permulaan Perang;
• Konvensi ke-VII tentang Status Kapal Dagang menjadi Kapal Perang;
• Konvensi ke-VIII tentang Penempatan Ranjau Otomatis di dalam Laut;
• Konvensi ke-IX tentang Pemboman oleh Angkatan Laut pada saat Perang;
• Konvensi ke-X tentang Adaptasi Asas-asas Konvensi Jenewa tentang Perang di Laut;
• Konvensi ke-XI tentang Pembatasan Tertentu terhadap Penggunaan Hak Penangkapan dalam Perang di Laut;
• Konvensi ke-XII tentang Mahkamah Barang-barang Sitaan;
• Konvensi ke-XIII tentang Hak dan Kewajiban Negara Netral dalam Perang di Laut.

Konvensi VI (empat) sampai dengan Konvensi XII (dua belas) Den Haag 1907 pada umumnya mengatur seluruh masalah kapal berupa kapal perang, sehingga menyangkut perang di laut. Dalam Konferensi Perdamaian II tersebut, adapun satu-satunya deklarasi yang dihasilkan berupa pelarangan penggunaan penggunaan proyektil-proyektil atau bahan-bahan peledak dari balon.

Hukum Den Haag dapat dianggap sebagai serangkaian ketentuan atau hukum yang berlaku dalam peperangan. Hukum yang ditujukan kepada para komandan militer beserta prajurit dari berbagai negara yang menentukan kewajiban dan hak peserta tempur. Oleh karena itu, penerapan serta pemberlakuannya terbatas hanya pada waktu pertempuran sedang berlangsung.

The Hague Laws (Hukum Den Haag) merupakan istilah yang digunakan untuk humaniter yang mengatur mengenai alat (sarana) dan cara (metode) berperang (means and methods of warfare) serta menunjukkan serangkaian ketentuan hukum dan menekankan bagaiman cara melakukan operasi-operasi militer.

Hukum Den Haag menentukan hak dan kewajiban dari pihak-pihak yang bersengketa tentang cara melakukan operasi–operasi militer serta membatasi cara-cara yang dapat menyebabkan kerusakan di pihak musuh. Peraturan-peraturan ini seluruhnya terdapat di dalam konvensi-konvensi Den Haag 1899, yang kemudian dilakukan revisi tahun 1907. Penyebutan The Hague Laws, dikarenakan pembentukan ketentuan-ketentuan tersebut dihasilkan di Kota Den Haag, Belanda. Hukum Den Haag sendiri terdiri dari serangkaian ketentuan yang dihasilkan dari Konferensi 1899 serta ketentuan-ketentuan yang dihasilkan dari konferensi 1907.

Konferensi Den Haag 1899 mulai diadakan pertama kali dalam tempo tiga bulan, yakni tanggal 20 Mei 1899 hingga 29 Juli 1899. Dalam konferensi tersebut menghasilkan tiga tiga deklarasi (pernyataan) dan konvensi (perjanjian internasional) pada tanggal 29 Juli 1899.

Daftar Pustaka
Naim, Ahmad Baharuddin. 2010. Hukum Humaniter Internasional. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
______. 2004. Bahan Ajaran Hukum Humaniter. Jakarta: Direktorat Hukum TNI AD dan ICRC.


Sumber Tulisan:
Ajelita Winda Kesuma dan Dea Mulia Ningsih
Editor:

Asal Usul Batu Hajar Aswad Dalam Sejarah

Gambar. Batu Hajar Aswad. @Doc. Islamiclandmarks.com
Sejarah Asal Usul Batu Hajar Aswad bermula ketika nabi Ibrahim (Abraham) dan anaknya sedang membangun Ka’bah, dimana pada masa itu banyak sekali komponen-komponen yang tidak terpenuhi. Ka’bah waktu itu belum memiliki atap maupun pintu, jadi Ibrahim dan Ismail berusaha keras untuk membawa bebatuan dari beberapa gunung yang ada untuk menyelesaikan konstruksi bangunan tersebut. Hajar Aswad sendiri menjadi sebuah hal penting ketika umat Islam sedang melakukan perjalan Haji, dimana tawaf dimulai dan diakhiri saat para umat yang sedang berhaji menatap batu ini. Selama bertahun-tahun, tak terhitung lagi jumlah orang termasuk nabi Muhammad, para sahabat, dan jutaan umat Muslim yang mencium batu ini ketika mereka sedang melakukan perjalanan Haji.

Menguak Sejarah Hajar Aswad dan Hubungannya dengan Ka’bah
Asal Usul batu Hajar Aswad tidak bisa lepas dari sejarah Ka’bah itu sendiri. Pembangunan Ka’bah, menurut al-Qur’an pada surat al-Baqarah ayat 127 dilakukan oleh Ibrahim dan anaknya, Ismail. Diceritakan bahwa Allah telah menunjukkan pada Ibrahim dimana mereka harus melakukan pembangunan, yaitu tempat yang amat dekat dengan sumur Zamzam, akhirnya Ibrahim dan Ismail mulai mengerjakan konstruksi Ka’bah kira-kira pada tahun 2130 sebelum masehi. Ketika pembangunan ini tengah berlangsung, Ibrahim menyadari bahwa amat banyak komponen-komponen Ka’bah yang tidak mampu dibuat karena kurangnya bahan, sehingga akhirnya ia dan Ismail pergi menyusuri beberapa gunung untuk membawa bebatuan dengan tujuan menyelesaikan konstruksi Ka’bah tersebut.

Bahkan setelah seluruh bagian Ka’bah selesai dibangun, Ibrahim masih merasa bahwa ada satu bagian penting yang hilang. Ada salah satu sumber yang mengatakan bahwa Ibrahim memerintahkan Ismail untuk mencarikan satu batu lagi yang dapat memberi “sinyal” kepada umat manusia. Mendengar hal ini, Ismail pergi dari satu bukit ke bukit yang lain hanya demi mencari batu yang bisa menjadi suar dan memberi tanda kepada seluruh umat manusia, dan pada saat inilah, malaikat Jibril diutus Allah untuk membawakan sebuah batu yang konon katanya dulunya berwarna putih dan memberikannya kepada Ismail. Mendapati batu putih yang indah tersebut, Ismail pulang dan alangkah bahagianya Ibrahim melihat batu yang ia bawa. Ismail kemudian menjawab pertanyaan Ibrahim tentang lokasi batu ini dengan jawaban “aku menerima ini dari seseorang yang tidak akan membebani anak cucuku maupun anak cucumu (Jibril)” kemudian Ibrahim mencium batu tersebut, dan gerakan tersebut kemudian diikuti oleh Ismail.

Sejarah Asal Usul batu Hajar Aswad kembali berlanjut setelah batu diletakkan oleh Ibrahim di sudut timur Ka’bah. Tepat setelah melakukan hal itu, Ibrahim mendapat wahyu dimana Allah memerintahkannya untuk pergi dan memproklamirkan bahwa umat manusia harus melakukan ziarah agar Arabia bisa didatangi oleh orang-orang dari tempat yang jauh. Beberapa peneliti percaya bahwa Ka’bah benar dibangun pada tahun 2130 sebelum masehi. Penanggalan ini dinilai konsisten dengan kepercayaan umat Muslim bahwa Ka’bah merupakan masjid pertama dan tertua dalam sejarah. Menurut literatur kaum Samaritan, dalam buku yang berjudul Secrets of Moses tertulis bahwa Ismail dan anak tertuanya, Nebaioth adalah orang yang membangun Ka’bah dan juga kota Mekah. Buku ini dipercaya telah ditulis pada abad ke-10, sementara ada pendapat lain yang menganggap buku ini ditulis pada paruh kedua abad ke-3 sebelum masehi.

Hajar Aswad sendiri sebenarnya sudah menjadi sesuatu yang dihormati bahkan sebelum dakwah tentang Islam oleh Muhammad. Ketika era Muhammad tiba, batu ini juga sudah diasosiasikan dengan Ka’bah. Karen Armstrong dalam bukunya yang berjudul Islam: A Short History, menuliskan bahwa Ka’bah didedikasikan kepada Hubal, salah satu dewa dalam kepercayaan Nabatea, dan di dalamnya ada 365 berhala yang tiap-tiapnya merepresentasikan satu hari dalam satu tahun. Menurut Ibnu Ishaq yang merupakan biografer Muhammad di era awal, Ka’bah sendiri dianggap sebagai dewi, tiga generasi sebelum Islam muncul. Kultur semitik Timur Tengah juga memiliki tradisi untuk menggunakan batu-batu asing sebagai penanda tempat penyembahan, sebuah fenomena yang tertulis baik di Injil Yahudi maupun Qur’an.

Pada era Nabi Muhammad SAW, sejarah batu Hajar Aswad menjadi penting saat beberapa klan di Mekah berkelahi untuk menentukan siapa yang pantas meletakkan Hajar Aswad kembali ke Ka’bah setelah renovasi akibat kebakaran besar. Setelah sebelumnya hampir terjadi perang, para tetua klan mulai menyetujui usulan bahwa mereka harus bertanya kepada orang berikutnya yang melewati gerbang Ka’bah, dan kebetulan orang itu adalah Muhammad yang masih berusia 35 tahun. Setelah mendengar pokok permasalahan, Muhammad meminta para pemimpin klan untuk membawakannya sebuah kain, yang kemudian ia gunakan untuk meletakkan Hajar Aswad di bagian tengah kain tersebut. Setelah diletakkan, Muhammad meminta setiap ketua klan untuk memegang sisi ujung dari kain tersebut, mengangkatnya, dan membawanya ke posisi yang tepat untuk meletakkan Hajar Aswad. Setelah tiba di tempatnya, Muhammad sendiri yang mengambil dan meletakkan Hajar Aswad di posisi yang seharusnya, dan hal ini berhasil menggagalkan perang yang mungkin terjadi di antara klan-klan Mekah tadi.

Sejarah mengenai batu Hajar Aswad terus berlanjut tapi sebelumnya ia sempat mengalami beberapa kerusakan yang signifikan. Batu ini juga diceritakan pernah pecah oleh batu yang ditembakkan oleh katapel saat terjadi penyerangan Mekah oleh Umayyad. Fragmen-fragmen batu yang pecah itu kemudian disatukan kembali oleh Abdullah Ibnu Zubayr menggunakan perak. Pada tahun 930, batu tersebut dicuri oleh kaum Qarmati hingga ke tempat yang sekarang bernama Bahrain. Kini, batu ini menjadi bagian penting dalam upacara keagamaan umat Islam, yaitu ketika mereka melaksanakan haji.

Sekian artikel singkat mengenai asal usul batu hajar aswad, semoga menjadi pengetahuan baru untuk anda semua. Terima kasih telah mengunjungi halaman kami Kumpulan Sejarah.


Sumber:
Editor:
Back To Top